Rabu, 20 April 2011

negaraku

negaraku

tanah tumpahnya darahku

rakyat hidup bersatu dan maju rahmat bahagia

tuhan kurniakan raja kita selamat bertahta
rahmat bahgia tuhan kurnia kan raja kita selamat bertakhta

ketika jemariku menari

Ketika Jemariku Menari

Posted in 18/04/2011

Bambang Pamungkas menjadi pesepak bola Indonesia pertama yang menerbitkan karyanya dalam buku berjudul Ketika Jemariku Menari.

Pemain bola biasa dikenal atas tendangan atau sundulannya, bukan karena tulisannya. Namun Sabtu kemarin striker senior timnas Indonesia, Bambang Pamungkas resmi menambah satu gelar lagi dalam curriculum vitae-nya, penulis. Bambang menjadi pesepak bola Indonesia pertama yang menerbitkan  karyanya dalam buku berjudul Ketika Jemariku Menari.


Buku ini bukanlah kisah sejarah diri belaka yang seperti pemain bola umumnya cenderung ditulis oleh seorang ghost writer. Ketika Jemariku Menari adalah koleksi catatan pribadi Bambang yang ia tulis sendiri sejak awal karirnya. Hobi menulis memang sudah lama digemari  BP, suatu hal yang tidak asing lagi bagi para penggemarnya  di Twitter yang sering mencicipi petikan tulisannya yang terkumpul di situs resminya, www.bambangpamungkas20.com.  Secara luwes BP rajin menuturkan isi pikirannya seputar karirnya dan belakangan tentang polemik sepak bola nasional, seperti  eforia masyarakat di AFF 2010, keributan Ketum PSSI dan banyak lagi.

Jika Anda  mengenal Bambang secara pribadi, maka Anda sudah sudah pasti mengenal sebuah kepribadian yang memang layak dijadikan contoh bagi kaum muda dan bahkan kita semua. Loyalitasnya kepada Merah Putih tidak mengenal batas dan ia rela melakukan apapun untuk menjalankan tugasnya, termasuk untuk memimpin tim tanpa ada jaminan jam main satu menit pun.
Hal ini ia tuliskan dalam cerita Saya, Alfred Riedl dan Piala AFF 2010, sebuah kisah berisikan pembicaraan empat mata antara Alfred Riedl dengan dirinya menjelang Piala AFF 2010 yang belum pernah ia ceritakan kepada siapapun sebelumnya. Pemain lain mungkin memilih untuk pulang daripada tidak bermain, namun bagi seorang Bambang Pamungkas, tugas membela Indonesia lebih penting daripada membela kepentingan dirinya sendiri, maka muncullah sosok kapten tim yang kerap duduk di bangku cadangan, namun dianggap sebagai salah satu pemain terpenting oleh pelatih.

Semua tulisannya kini terkumpul dalam buku berisi 80 bab yang penuh dengan cerita menarik, seperti  cerita yang membahas alasan kenapa sepak bola Indonesia kerap tertinggal dari negara lain, perjalanan pertamanya ke Eropa dan juga kenapa ia begitu setia membela Persija Jakarta.

Bagaimana reaksi pembaca atas bukunya? Timeline akun twitter @bepe20 kini dipenuhi pujian mereka yang telah membacanya seperti @lintangphp: "Merinding smp kluar air mata, baca bab "Ketika Sebuah Lagu Menyadarkan Saya", @yanaaaW:  "baru baca 7 artikel aja tapi udah bisa nangis, ketawa, bingung, heran, salut, bangga", @Ramadanii12:"apakah Ada yang salah? Bukubepe20 terharu campur bangga"

Buku Bambang memang bisa dibilang luar biasa, menggugah emosi, kesadaran dan kebanggaan kita sebagai warga Indonesia di tengah kehausan prestasi bangsa. Mungkin sebagai pemain Bambang belum berhasil memberikan gelar juara bagi Indonesia, dan meskipun Indonesia bersabar menunggu baktinya sebagai pelatih dan pengurus sepak bola,  kini tulisannya diharapkan dapat menjadi pemicu lahirnya bintang bintang baru yang akan terus mewangikan nama Indonesia di pentas dunia.

Buku "Ketika Jemariku Menari" tersedia di seluruh toko buku Gramedia, dan jika Anda ingin memesan secara online dapat dipesan melalui situs www.syair.org. Seluruh keuntungan dari hasil penjualan buku ini disumbangkan kepada yayasan Syair Sahabat untuk meningkatkan kepedulian pada HIV dan AIDS